Kamis, 26 Mei 2011

kedua

jadi yang kedua tuh uda pasti ga enak.

mau temen kedua, anak kedua, orang kedua.
jadi orang kedua aja ga enak palagi orang ketiga.

Sabtu, 21 Mei 2011

Temen


Bahasa Indonesia yang baik sih teman. Tapi, gue nulis sesuai dengan pengucapan yangs biasa digunakan dalam sehari-hari. Temen.

Gue rasa semua orang pasti punya temen. Mau temen deket, temen maen basket, temen ngutil, temen nge gosip, apa pun lah itu. Pasti punya kan? Walaupun temen pura-pura.

Nah, yang gue bingungin di sini adalah apa sih arti temen?

Karena buat gue temen itu adalah segalanya. Temen adalah orang yang bukan keluarga kita. Selain ayah, mama, adik, kakak, si mbak, kakek, nenek, tante, om, pokonya bukan orang yang berhubungan darah ama kita.

Apalagi buat orang yang ga tinggal sama keluarganya. Anak kosan, anak asrama, anak rantau. Orang-orang kaya mereka lah yang ngerti arti temen. Temen ada untuk ngegantiin posisi keluarga yang jauh dari kita. Bahkan terkadang orang lebih deket ke temen daripada ke keluarganya. Karena biasanya kita nyari temen yang usianya seumuran. Yang memiliki permasalahan yang sama. Sekolah, nilai, kuliah, pacar, gebetan, kerjaan, dan lain-lain. yang bisa diajak gila, bisa diajak berduka, bisa diajak ketawa, bisa diajak nangis. Itu temen menurut gue. 

Temen masih bisa disebut temen walaupun dia uda nusuk kita dari belakang. Uda memanfaatkan kita. Karena semua hal yang udah dijalanin ma dia ga bakal ilang. Pasti berbekas. Yah, meskipun nilainya uda turun di mata kita dari temen baik menjadi temen “nusuk”. Tapi, tetep temen kan??

Hehehe.. jadi gue rasa kita perlu nyari temen sebanyak-banyaknya. Karena dari mereka lah kita berhubungan dengan mereka. Mengenali berbagai karakter dan mewarnai hitam putih hidup kita.

Yup, itulah arti temen buat gue..

Abu-abu


“apa warna kesukaanmu?” seseorang pernah bertanya kepada gue waktu kecil
Dan gue jawab, “biru”. Selalu gue jawab dengan biru. Karena bagi gue biru adalah warna yang indah dan bersih.
gue suka biru langit dan biru laut. Tak ada kesedihan dalam sana. Hehe.
Tapi, suatu ketika gue menemukan sebuah warna. Warna yang menghangatkan. Abu-abu.
Abu-abu, sebuah warna yang tercipta karena perpaduan hitam dan putih. Warna peralihan.
Dan menurut gue abu-abu adalah warna netral. Tidak berpihak antara hitam dan putih. Benar dan salah.
Malaikat dan setan. Begitu pula gue. Gue ada diantara kedua warna tersebut. Gue pernah berusaha untuk menjadi orang baik.
Gue juga pernah berpikiran jahat.
Semua orang yang jadi temen gue selalu mengatakan kalo gue adalah orang yang baik. Dan gue Cuma menjawab (dalam hati tentunya)
“gue ga sebaik yang lo kira” ..
Hahhahahha...
Dan gue rasa semua orang pernah merasakan hal yang gue rasakan. Muak menjadi orang baik. Dan suntuk menjadi orang yang jahat.

di puncak gunung


lo pernah ngerasain puncak gunung? Bukan Puncak yang ada di Sukabumi lho. Tapi, puncak gunung.
Blom??gue pernah. Dan rasanya, “WOW”. Amazing. Subhanallah. Fantastic. Menakjubkan. Dan berbagai komentar yang biasa lo lontarkan klo lo liat sesuatu yang menakjubkan.
Capeknya naek 6-7 jam ke puncak gunung. Napas lo ngos-ngosan. Keringat lo ngucur. Badan lo yang capek. Semua sirna waktu lo liat sunrise. Semua sirna waktu lo liat gumpalan awan di bawah kaki lo. Man, I am higher than clouds. Itu yang ada di pikiran gue saat itu. Gue bisa ngelihat pemandangan yang ga pernah gue dapetin di kota. Dan hebatnya pemandangan itu ada di seluruh penjuru mata angin. Dan gue lupa semua masalah yang ada. Dan lagi, di atas sana gue bisa menghirup udara bersih yang ga bakal lo dapetin di kota. Itulah salah satu keistimewaan yang lo dapetin di atas sana.
Keistimewaan yang lain adalah lo inget Tuhan, apa pun agama lo. Lo Cuma bisa menghela napas mengagumi ciptaanNya yang begitu memesona. Lo bersyukur telah diciptakan di dunia ini dalam kondisi apa pun. Putus cinta. Kere hore. IPK jeblok. Beasiswa ga cair dan berbagai masalah lainnya. Di atas sana lo ga akan kepikiran semua masalah itu. Satu lagi, lo ngerasa kecil di dunia ini. Lo ga ada apa-apanya. Lo bagaikan setitik tinta di atas kertas A0. Klo lo mau sombong, klo lo mau pamer, lo akan inget perasaan lo di atas gunung. Klo lo bukanlah orang yang pantas sombong.
Itu yang gue rasain di puncak gunung. Mungkin perasaan setiap pendaki beda. Tapi, itulah yang gue rasain. Dan perasaan itu susah ilang. Malah semakin ngebuat gue selalu pengen ngerasain puncak gunung lagi. Ngerasain kebebasan dari penat yang ada. Bebas bernafas. Bebas dari rutinitas.

Surat untuk malaikat


Dear malaikat,
Kamu tahu betapa beruntungnya aku karena memilikimu yang terus ada di sisiku.
Menemaniku di kala tiada siapa pun. Membagi senyummu. Menceritakan kisahmu.
Dan tahukah kamu, aku terus berdoa kepada Tuhan agar mengizinkanmu terus berada di sisiku.
Malaikatku kumohon jangan pernah tinggalkanku.

Jumat, 20 Mei 2011

kunang gombal


Kata siapa kunang-kunang ga bisa gombal. Kunang itu sama kaya makhluk lainnya. Yang telah diciptakan berpasang-pasangan oleh Yang Maha Kuasa. Kunang juga memiliki kertertarikan dengan lawan jenis.
Karena Kunang ga punya kerjaan, jadinya Kunang memikirkan tentang gombal dan menggombal.
Kalian tau gombal??bukan kain bekas yang digunakan untuk mengelap. Bukan banget. Gombal itu.... apa ya??

Klo temen Kunang  ga bisa ngebedain antara gombal dan romantis. Berarti gombal itu ga jauh beda ama romantis. Kunang sih punya pemikiran sendiri. Gombal itu adalah suatu usaha untuk merayu lawan jenis agar lawan jenis itu tersipu bahkan senang dan tertawa karenanya. Biasanya gombal berisi dengan kalimat-kalimat romantis yang dapat meluluhlantakan hati pendengar. Nah, perbedaan antara gombal dan romantis terletak antara pengucapannya, (Kunang rasa sih). Kalimat-kalimat gombal diucapkan dengan cara merayu dan memberikan kebebasan berekspresi bagi para penggombal. Kalau kalimat romantis diucapkan di saat serius dan tidak memungkinkan buat yang digombalin tertawa ngakak dan ngejitak si penggombal. Gitu sih menurut Kunang.

Berbagai gombalan yang Kunang dapat setelah menjelajah ruang dan waktu.


Tuhan pasti marah sama aku. | lho, kenapa emangnya?| soalnya di setiap doaku aku lebih sering nyebut nama kamu.
Kamu jago maen catur ya? | iya, kok tau sih? Kamu pernah liat aku tanding dimana? | gak, soalnya kamu telah me- skak mat hatiku.
Permisi, numpang tanya jalan boleh? | boleh, mau kemana? | ke hatimu.
Kamu itu kaya jalan buntu. | lho, kok bisa? | aku uda muter-muter, puter balik, tetep aja hati ku stuck di kamu.
 Aku mau komplain ama kamu. | ooo..silahkan. komplain apa? | kok kamu ga bangunin aku sih? Aku capek tau mimpiin kamu mulu.
Kamu kok ga capek sih? | capek kenapa? | lari-lari di pikiranku.
 Lebih tinggi mana ya Gunung Ungaran sama Gunung Merbabu? | Gunung Merbabu | lebih tinggi cinta aku ke kamu.
Senyum kamu kaya global warming |??|  sama –sama telah mencairkan hatiku.

Tuhan itu baik banget ya..| Tumben kamu ngomong gitu. Knapa? | Dia memberikan 1 malaikatNya untuk ku.
  Tau dimana letak surga dunia itu?? Saat aku berada disisimu.

  Tuhan memang tau segala kebutuhanku makanya Dia  menciptakan kamu.
 Tau gak kenapa pelangi cuma separuh? | ga tau | karena separuh lagi ada di mata kamu.
  Kalo aku jadi anggota DPR, aku ga akan korupsi uang tapi akan korupsi waktu biar bisa lebih lama mandangin kamu.
  Cinta aku ke kamu kaya tikus sawah, susah dibasmi.
  Sepeda fixie boleh warna-warni, tapi Cuma kamu yang bisa warnai hatiku.
  Jangan pegangan besi itu. Kotor. | kalo aku ga pegangan aku jatoh dong. | makanya pegangan aku aja.

-malaikat kecil ku-



Apa yang kamu ketahui tentang malaikat??ciptaan Tuhan yang selalu mendoakan manusia dan melaksanakan perintah Tuhan. Dalam cerita anak-anak malaikat selalu digambarkan sebagai anak kecil berbaju putih dan bersayap serta memiliki lingkaran kecil di atas kepalanya..selalu menemani manusia di saat ia merasa sendiri..menghapus air mata mereka dan selalu membuat mereka tersenyum.
Dan pernah kah kamu melihat malaikat??
Aku pernah.
Bahkan aku memiliki malaikatku sendiri.bukan malaikat yang memiliki sayap atau pun malaikat Jibril yang menyampaikan wahyu. Tapi malaikat yang selalu membuat ku tersenyum dan mengingatkan ku akan keberadaaan Sang Kuasa. Malaikat dunia ku. Malaikat kecil ku.
Dia kecil tapi dia terlihat besar di mataku. Dia membuka mataku tentang luasnya dunia. Selalu bercerita tentang hidupnya. Tertawa dengan temannya. Menghias dunia dengan senyumya.. malaikat ku.
Mengingatkanku akan Sang Kuasa. Allah swt. Akan kebesaranNya. Akan kekuasaanNya. Dan karenanya aku berusaha untuk menjadi yang terbaik dan tidak melupakanNya. Tempat berkeluh kesahku. Tempat aku mengadu.
Malaikatku bukan milikku. Aku yakin suatu hari nanti dia akan pergi meninggalkanku. Karena itu aku tidak akan bergantung kepadanya. Tidak berharap kepadanya. Aku dan dia hanyalah manusia dan malaikat dunia. Tidak bisa menjadi satu. Tidak bisa bersama. Aku bersyukur kepada Tuhan yang telah menciptakannya dan mengenalkannya kepadaku.
Aku akan bersamanya hingga waktu yang diizinkan Tuhan. Dan selama itu aku akan selalu menikmati setiap detik waktu bersamanya. Tertawa, sedih, bertengkar, khawatir, marah, dan segala emosi yang dapat dirasakan oleh manusia.
Aku dan dia tidak dapat bersama. Aku tahu itu..
Aku hanya bisa berdoa dan berterimakasih kepada Tuhan.
“Terima kasih ya Tuhan telah menciptakannya, meski bukan buat aku”